Purwodadi – Penanaman karakter di MAN Purwodadi akhir-akhir ini digalakkan selain untuk menjaga anak didik untuk tidak terbawa arus modernisasi yang menggerus sendi-sendi tata nilai yang selama ini dipegang dan dianut dalam budaya ketimuran yang santun dan berkeadaban juga untuk melatih kemampuan siswa-siswi dalam penguasaan ilmu yang dipelajari.
Kuliah tujuh menit yang populer disingkat kultum yang sempat mandeg kini digerakkan lagi. Kultum yang diselenggarakan setelah sholat dhuhur ini dibawakan oleh sesama siswa.
Kultum ini dilaksanakan setiap hari kecuali hari jum’at, karena sudah ada khutbah Jum’at. mereka para da’i remaja ini tampil bergiliran bakda dhuhur berjama’ah setiap hari dari perwakilan kelas yang berbeda sesuai jadwal seperti pada Kamis (12/01) Lail Wahyu Nur Faizi dari kelas XII IPA 6 yang menyampaikan ceramah tentang kejujuran.
Menurut Koordinator Keislaman Muh. Abduh kultum bertujuan selain sebagai wahana menambah wawasan keilmuan juga ajang menggali bakat, melatih sekaligus mencetak bagi para siswa siswi dibidang da’i. “Dulu pernah ada, namun sekian lama vakum, pada semester ini kita giatkan lagi,” kata Abduh.
“Mudah-mudahan anak-anak dapat menggunakan sarana ini untuk melatih diri berceramah atau berbicara dimuka umum, menyampaikan materi keagamaan sebagai bekal nanti ketika telah lulus dari madrasah ini,” harap Abduh.
Selain kultum juga pembinaan karakter siswa dalam bidang hukum. Dalam upacara pengibaran bendera Senin (16/01) MAN Purwodadi mendatangkan pembina upacara dari Polres Grobogan Ipda Sutarjo yang mewakili Kapolres.
Tujuan kegiatan ini sebagaimana disampaikan Sutarjo untuk mendukung program pemerintah membangun generasi muda yang berkualitas, bermoral, dan bermartabat. Tema yang disampaikan diantaranya, bahaya penyalahgunaan narkoba, tata cara berlalu lintas, serta bahaya radikal anti Pancasila.
Kapolres Grobogan Agusman Gurning melalui Ipda Sutarjo selaku pembina upacara dalam amanatnya menyampaikan bahwa pelajar merupakan generasi muda yang dipersiapkan untuk membangun bangsa dan negara. Pelajar juga merupakan kebangaan keluarga yang diharapkan berpretasi untuk menjunjung nama baik keluarga. “Oleh karena itu, generasi muda dengan kercerdasan intelektual, emosional dan spiritual menjadi dambaan bagi kita semua,” jelasnya.
Lebih lanjut, Ipda Sutarjo mengatakan, perlu diketahui bahwa narkoba, dan faham radikal merupakan dua permasalahan besar yang sedang dihadapi bangsa Indonesia saat ini. “Narkoba menghancurkan akal dan moral generasi penerus bangsa, sementara paham radikal mengancam kedaulatan bangsa,” ungkapnya.
Penyalahgunaan dan peredaran narkoba di Indonesia sangat memprihatinkan, karena sudah masuk pada kondisi darurat. Hal tersebut bisa dilihat dari tingginya jumlah pecandu narkoba serta terus menerus meningkatnya aksi penyelundupan obat-obatan terlarang ke tanah air. “Berdasarkan data BNN, jumlah pengguna narkoba sudah melebihi empat juta orang” ungkap Sutarjo.
Diungkapkan lagi, dari segi pecandu, narkoba tidak hanya dikonsumsi oleh orang dewasa saja, tetapi juga remaja dan anak-anak. Bahkan saat ini, remaja dan anak-anak sudah semakin akrab dengan barang haram tersebut.
Lebih lanjut, paham radikal adalah paham yang dibuat oleh sekelompok orang yang menginginkan perubahan dengan menggunakan cara-cara kekerasan atau teror, kelompok tersebut dikenal dengan nama teroris. Selanjutnya disampaikan, paham radikal atau terorisme dapat mengancam kedaulatan NKRI, mengncam pemerintahan dan keamanan dalam negeri Indonesia. Hal ini karena terorisme bertentangan dengan Pancasila yang menjadi landasan negara Indonesia.
Mengenai cara-cara menghindar dari jeratan narkoba dan paham radikal, Kapolres Grobogan melalui Ipda Sutarjo memberikan pesan dan nasehat diantaranya: tingkatkan iman dan taqwa, jaga pergaulan dengan memilih teman dan lingkungan pergaulan yang baik, lakukan kegiatan yang positif dan manfaat, hindari dunia malam, tingkatkan pemahaman akan hidup kebersamaan.
Dipenghujung akhir amanatnya, Ipda Sutarjo mengatakan kecelakaan lalu lintas yang dari tahun ke tahun jumlah cenderung meningkat, dan tingkat fatalitasnya tergolong tinggi dengan faktor utama penyebabnya kelalaian para pengguna jalan tidak mematuhi peraturan lalu lintas. “Untuk itu kami menghimbau kepada para siswa MAN Purwodadi, saat naik sepeda motor, pakailah helm yang SNI, saat perjalanan yang dekat sekalipun, demi keselamatan dan keamanan dalam perjalanan,” pungkas Sutarjo. (mh/pr)