Sejarah Api Abadi Mrapen Dari Tokoh Penyebar Agama Islam Indonesia

Grobogan – Jika melihat dari asal muasal Api Abadi Mrapen yang erat hubungannya dengan salah satu tokoh penyebar agama Islam di Indonesia, yaitu sunan Kalijaga atau yang dikenal Raden Patah dari kerajaan Demak. Dan sudah selazimnya Api Abadi Mrapen diistimewakan sebagai tempat pengambilan Api Obor Asian Games 2018, Pekan Olahraga Nasional (PON), upacara Hari Raya Waisak bagi umat Buddha.  Itu yang dikatakan pengamat budaya Grobogan Edy Tegoeh Joelijanto.

Edy Tegoeh Joelijanto Menceritakan sejarah yang berkembangnya keberadaan sumber api abadi Mrapen terkait dengan sejarah masa akhir Kerajaan Majapahit yang ditaklukkan Kesultanan Demak Bintoro pada tahun 1500-1518 Masehi.

“Konon api abadi itu timbul setelah Sunan Kalijaga yang memimpin Demak mengalahkan Majapahit mencari mata air untuk prajuritnya yang kelelahan, dengan menancapkan tongkatnya ke tanah. Namun lubang dari bekas tongkat itu tak lama menyemburkan api yang saat ini dipercaya merupakan titik awal munculnya sumber Api Abadi Mrapen. Lalu tancapan tongkat Sunan Kalijaga kedua kalinya di tempat lain mengeluarkan semburan air yang bersih dan bening. Air tersebut dimanfaatkan rombongan prajurit untuk minum. Sumber mata air itulah yang saat ini berada tidak jauh dari api abadi Mrapen, memiliki diameter tiga meter dan kedalaman sekitar dua meter yang diberi nama Sendang Dudo,”ungkapnya.

Dalam Pengambilan api abadi ini dilakukan langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani didampingi Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, Ketua Inasgoc, Erick Thohir, CDM Asian Games, Komjen Syafruddin, Bupati Grobogan, Sri Sumarni, Bupati Demak, HM Natsir, Ketua Komisi X DPR RI dan 7 Putri Indonesia. Dan Puan berharap agar Api Obor Asian Games 2018 yang diambilkan dari sumber api abadi Mrapen Grobogan bisa menjadi pembakar semangat seluruh atlet nasional yang akan berlaga di Jakarta dan Palembang.

“56 tahun kita tunggu. Ayo para atlet bersemangat. Perjuangkan dan harumkan Indonesia. Kumandangkan lagu Indonesia dan kibarkan bendera merah putih. Kita satu tim Indonesia dan tidak terpecah cabor-cabor. Harus dikenal di dunia internasional,” tegas Puan.

Puan mengatakan Indonesia patut bersyukur bisa menjadi tuan rumah pagelaran Asian Games 2018. Pasalnya, butuh waktu 56 tahun untuk menjadi tuan rumah sejak tahun 1962.

“Asian Games pertama itu sudah pernah dilakukan di Jakarta pada 1962 oleh Bung Karno presiden pertama. Setelah 7 presiden baru ada Asian Games lagi,” sambungnya.

Selain dapat memperkenalkan Indonesia di mata dunia, ajang Asian Games bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Puan memprediksi usaha kecil menengah (UKM) dan kawasan wisata akan mendapat keuntungan dari perhelatan Asian Games.(bd)

Bagikan :
Translate ยป