Tilawah tidak bisa Instan, Butuh Bakat dan Minat Tinggi

Purwodadi – Problem pembinaan tilawah memang membutuhkan kekuatan bakat alami seseorang dan kemauan untuk terus belajar. Rata-rata keberlangsungan proses pembinaan tersebut awalnya berbondong-bondong tetapi seiring waktu lambat laun para pesertanya akan tersisih dengan sendirinya karena tilawah memang sulit dan membutuhkan bakat alamiah serta kemauan dan minat yang tinggi.

Demikian gambaran yang disampaikan Kepala Seksi Bimbingan Masyarakat Islam Fahrurrozi dalam kegiatan yang berusaha menggali dan memperoleh darah segar kontingen Kabupaten Grobogan dalam Musabaqoh Tilawatil Qur’an (MTQ) Pelajar yang nantinya akan diselenggarakan di Magelang mendatang.

Dalam mempersiapkan MTQ Pelajar, Kantor Kemenag Kab. Grobogan menyelenggarakan pembinaan pada Selasa (19/04) di Musholla Al Ikhlas Kankemenag Kab. Grobogan mengundang pelatih dan calon kafilah Grobogan.

Dalam kesempatan tersebut, Kepala Kankemenag Kab. Grobogan Muh Arifin mengajak seluruh pembina tilawah yang hadir untuk berjalan bersama dalam memberikan transfer ilmu dan pelatihan kepada seluruh peserta. Katanya, peran pembina sangat menentukan sekali dalam keberhasilan peserta dalam memperoleh juara karena para pembina yang profesional merekalah yang mengetahui karena mereka adalah mantan-mantan juara pada masanya. Dalam pembinaan ini menghadirkan narasumber qari terbaik I MTQ International tahun 2007 Muhammad Ruhani.

Melalui kegiatan ini, Kepala Kankemenag menyampaikan dengan latihan yang bersungguh-sungguh pasti ada dampak yang dapat dirasakan, sebagaimana tujuan musabaqoh untuk membentuk motivasi diri. Dengan adanya seleksi atau musabaqoh, menjadikan pesertanya seorang yang kuat untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai. Dan nantinya yang akan menikmati dirinya sendiri. Ungkapan “manjadda wajada”  siapa yang rajin pasti akan sukses menggambarkan kondisi ini. “Lebih baik mandi keringat dalam latihan daripada mandi darah dalam penampilan,” ungkapnya. 

Pelatihan pun tentu tidak bisa instan dalam mencetak peserta yang berkualitas, dituntut juga istiqomah.

Kepala Kankemenag Kab. Grobogan berharap pada para pembina dalam melaksanakan pelatihan bila ada kesulitan dalam menemukan peserta yang berbakat, bisa bekerja sama dengan lembaga pendidikan terkait seperti Madrasah MI, MTs, MA dan sebagainya. “Jika diperlukan nanti Kemenag akan memberikan  regulasi/kebijakan tentang kegiatan pembinaan tilawah sebagaimana dimaksud,” ungkapnya menyemangati. 

“Kemenag hanya memfasilitasi untuk memberdayakan, membimbing serta  mengantar masyarakat dalam menampung keahlianya dalam bertilawah, merekalah yang nantinya akan menikmati jerih payahnya sendiri dikemudian hari,” terangnya. (Im)

Bagikan :
Translate ยป
Skip to content