Purwodadi – Kado manis dipersembahkan santri pondok pesantren Al Qur'an Al Hidayah Kecamatan Karangrayung Kabupaten Grobogan yang berbarengan hari santri nasional. Salah satu wakil kontingen dari Kabupaten Grobogan Provinsi Jateng dalam Pekan Olahraga dan Seni Nasional (POSPENAS) antar Pondok Pesantren VII di Banten Jawa Barat 22-28 Oktober 2016 meraih emas dalam lomba lompat jauh dan meraih perunggu dalam cabang olah raga lari 100 meter.
Adalah Suminto santri pondok pesantren Al Qur'an Al Hidayah tersebut yang mampu mengukir prestasi di ajang nasional yang mengharumkan Kabupaten Grobogan dan juga Provinsi Jawa Tengah.
Dengan diraihkan kejuaran tersebut tidak dapat ditutupi muncul aura kegembiraan menghiasi raut muka Suminto sesaat setelah pengumuman pemenang lomba dibacakan.
Kegiatan yang diadakan setiap 3 tahun sekali tersebut memberikan makna tersendiri bagi Suminto karena bisa memperoleh juara pertama dan ketiga mengalahkan peserta dari seluruh Indonesia.
Menurut Suminto prestasi ini merupakan hasil dari proses pembinaan yang selama ini dilakukan pondok pesantren. Peran pondok pesantren menurut Suminto saat ini sangat besar perannya dalam upaya pembinaan dan pengembangan minat bakat santrinya. Dalam pandangan Suminto, momentum Hari Santri Nasional yang diperingati setiap Tanggal 22 Oktober juga bisa menjadi salah satu pemacu semangat para santri untuk berkarya dan berprestasi.
Pekan Olahraga Seni Pondok Pesantren Nasional (Pospenas) sendiri masih akan berlangsung sampai tanggal 28 Oktober 2016. Provinsi Jawa Tengah sendiri masih berharap meraih juara pada cabang-cabang yang masih diperlombakan.
Kegiatan ini disampaikan oleh Kepala Seksi Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Mat Said sebagai ajang untuk meningkatkan kualitas pendidikan santri pondok pesantren agar memiliki prestasi yang dibanggakan. “Pandangan skeptis masyarakat terhadap santri yang terbelakang jika dibandingkan siswa berpendidikan formal akan pudar dengan sendirinya dengan kegiatan dan prestasi yang dapat dibanggakan,” ungkapnya.
“Ajang ini bermanfaat bagi santri untuk menunjukkan dirinya bahwa sanggup berprestasi. Jika pun tak juara, setidaknya muncul semangat kompetiitf dalam diri santri sehingga dapat menjadi modal untuk tak takut bersaing dengan orang lain,” lanjutnya.(nn/pr)