Grobogan – Haji merupakan rukun (tiang agama) Islam yang kelima setelah syahadat, shalat, zakat dan puasa. Haji adalah ritual yang dilakukan bentuk tahunan umat Islam di seluruh dunia yang mampu (material, fisik, dan ilmiah). Dan untuk mematangkan persiapan CJH mulai dari memakai baju ihram, tata cara tawaf hingga melakukan sai dalam pelaksanaan haji ditanah suci. Kantor Kementerian Agama Kab.Grobogan melalui Penyelenggara Haji dan Umroh menyelenggarakan praktek manasik massal dan kegiatan ini merupakan sebagai kegiatan manasik terakhir bagi jamaah calon haji kabupaten Grobogan, yang digelar di Hotel Kriyad Grand Master Purwodadi, Selasa, (31/05/2022).
Kepala Kantor Kemenag Kab. Grobogan, Imron Rosyidi dalam arahannya mengatakan bahwa kegiatan manasik massal adalah salah satu implementasi tentang penyelenggaraan ibadah haji untuk memberikan pembinaan, pelayanan dan sekaligus melindungi ibadah haji.
“Pada hari ini para calon jamaah haji Kab. Grobogan melaksanakan pelatihan manasik haji tingkat kabupaten, yang di fokuskan pada praktek lapangan, sebagai lanjutan dari manasik ditingkat kecamatan,” jelas Imron Rosyidi.
Kepala Kemenag mengatakan tujuan praktek manasik secara massal diharapkan dapat memberikan gambaran dan pemahaman yang jelas tentang prosesi haji dan umrah serta pelaksanaan ibadah haji di tanah suci.
“Kalau selama ini materi-materi manasik telah disampaikan dalam pembelajaran di kelas dengan teori, maka dengan praktek secara langsung di lapangan jamaah calon haji akan lebih memahami bagaimana cara-cara thawaf, sa’i, saat wukuf di Arafah, saat melempar jumrah, serta pelaksanaan wajib, dan rukun haji lainnya, untuk itu manfaatkan latihan ini dengan sebaik-baiknya,” tegasnya.
Lebih lanjut beliau mengatakan, pada pelatihan manasik haji, para calhaj difokuskan pada praktek di lapangan. Dengan tujuan agar para calhaj siap melaksanakan haji mendatang secara mental maupun fisik. Karena jumlah jamaah calon haji Kab.Grobogan sendiri pada tahun ini berjumlah 637 orang, yang terbagi dalam 3 kloter. Yaitu kloter 4 berjumlah 196 orang bergabung dengan Kab.Kendal, kloter 5 berjumlah 356 orang, kloter 6 berjumlah 84 orang bergabung dengan Kab. Demak. Sehingga perlu adanya praktek manasik haji massal, dalam rangka pematangan persiapan CJH sehingga perlu extra keras dalam pelatihan manasik haji.
“Menjalankan ibadah haji memerlukan kesiapan fisik yang baik karena ibadah haji identik dengan ibadah amali badani atau ibadah fisik, karena itu sebisa mungkin para jamaah agar mampu menjaga kondisi kesehatan, hingga selesainya pelaksanaan ibadah haji nantinya,” jelasnya.
Imron menambahkan, manasik haji merupakan pembinaan pra haji yang sangat penting selain memberikan pengetahuan tentang tata cara menjalankan haji tetapi juga mengingatkan kembali pengetahuan tentang aturan dan rukun secara keseluruhan yang tertera di dalam Al Quran dan Al Hadist.
“Ibadah haji akan bermakna jika menjadi haji mabrur yang ditandai dengan semakin baiknya amaliyah dan ibadahnya pasca pelaksanaan ibadah haji, ini yang sebenarnya menjadi tujuan ibadah dan dicita-citakan oleh semua kaum muslimin di dunia,” pungkasnya.(bd)