Purwodadi – Kerukunan umat beragama merupakan tanggung jawab semua pihak. Dalam rangka meningkatkan kerukunan tersebut, Kantor Kementerian Agama menyelenggarakan Rapat Koordinasi dengan Tokoh Agama di Kabupaten Grobogan.
Hadir dalam kesempatan tersebut, tokoh enam agama, Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha dan Konghucu. Adapun tokoh masyarakat dari organisasi masyarakat (ormas) keagamaan antara lain, tokoh NU, Muhammadiyah, LDII, Sidiqiyah dan MTA.
Adapun dinas instansi yang hadir dalam kesempatan tersebut Kapolres Grobogan, Dandim 0717 Purwodadi, Kesbanglinmas Kab. Grobogan, MUI dan FKUB.
Kegiatan yang berlangsung cukup khidmat tersebut dilaksanakan pada Kamis, 8 Oktober 2015 di Aula Kantor Kementerian Agama Kabupaten Grobogan.
Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Grobogan, Muh Arifin, dalam sambutannya menyampaikan perlunya menjaga keharmonisan hubungan antar dan intern umat beragama di Kabupaten Grobogan mengingat hidup aman adalah dampaan semua umat beragama. Muh Arifin menjelaskan bahwa dalam lagu Indonesia Raya, “bangunlah jiwanya”, baru kemudian “bangunlah badannya” mengandung filosofi bahwa bimbingan mental keagamaan perlu mendapatkan porsi lebih dan lebih diutamakan dalam kehidupan manusia Indonesia.
Dalam kesempatan tersebut Muh Arifin menyinggung tentang khilafiyah dan perkawinan beda agama. Menurutnya, masalah khilafiyah untuk tidak dibesar-besarkan yang akhirnya malah menjadi gangguan hubungan intern keagamaan. Mengenai kawin beda agama Muh Arifin berpendapat untuk tidak disikapi terlalu panik, karena pemerintah telah berusaha membuat regulasi yang mengayomi semua pihak.
Menarik dalam kesempatan koordinasi tersebut, perwakilan tokoh agama dan masyarakat diminta untuk memberikan saran, masukan dan pendapatnya dalam menjaga kerukunan umat beragama di Kabupaten Grobogan. Made Jenake dari Hindu menyampaikan bahwa permasalahan individu jangan sampai diseret ke isu etnis dan agama, seperti yang terjadi di Lampung baru-baru ini gara-gara permasalahan pribadi, masalah perebutan parkir, merabah ke pembakaran rumah ibadah umat Hindu.
Adapun Suseno perwakilan dari Katholik menyampaikan perlunya antisipasi potensi konflik yang datang dari internet khususnya media sosial. Menurutnya berita dan informasi yang ada di dunia maya harus difilter.
Dalam kesempatan tersebut, permasalahan yang dipaparkan oleh tokoh agama dan masyarakat dicarikan solusi bersama untuk kehidupan beragama dan kerukunan beragama di Kabupaten Grobogan yang lebih baik.
Perwakilan Nahdlotul Ulama dalam kesempatan tersebut mengingatkan semuanya dengan semakin dekatnya pemilukada untuk tidak mudah terpancing isu sara yang dihembuskan untuk mengambil keuntungan dibalik pemunculan isu tersebut. (pur)