Kenali Diri, Rencanakan Masa Depan: Penyuluh Agama KUA Brati Bina Remaja MA YASI Cegah Pernikahan Dini

Kab. Grobogan (Humas) – Penyuluh Agama Islam KUA Kecamatan Brati kembali hadir di tengah pelajar dalam rangka memberikan penyuluhan bertema “Remaja Bijak, Cegah Pernikahan Dini” di Madrasah Aliyah (MA) YASI Brati, Selasa (15/07/2025). Kegiatan yang diikuti oleh seluruh siswa kelas X, XI dan XII ini menjadi ruang edukasi terbuka tentang pentingnya mengenali diri, menjaga pergaulan, dan menunda pernikahan hingga benar-benar siap untuk menikah kelak.

Kegiatan dibuka langsung oleh Wakil Kepala bagian Kesiswaan, MA YASI Brati, Widya Astuti, yang menyampaikan apresiasi atas komitmen KUA dalam membina remaja melalui pendekatan edukatif dan spiritual.

“Kami menyambut baik kegiatan ini. Remaja butuh bimbingan dari para tokoh agama agar tidak salah arah dalam menentukan masa depanya. Ini bagian dari ikhtiar membentengi generasi dari arus pergaulan bebas dan keputusan yang keliru seperti pernikahan di usia dini,” ungkap Widya.

Dalam penyuluhan tersebut, para penyuluh agama menyampaikan beberapa topik penting yang dikemas secara interaktif dan relevan dengan dunia remaja. Materi dimulai dari “Kenalan Remaja: Kenapa Bisa Bikin Lupa Diri?”, yang membahas perubahan emosi, ketertarikan lawan jenis, dan dinamika sosial di masa pubertas.

“Kenalan itu wajar, tapi harus tetap sadar. Banyak remaja terlena dengan hubungan tanpa arah yang berakhir pada risiko kehamilan, tekanan mental, dan putus sekolah,” jelas Achmad Nachrowi, salah seorang penyuluh agama yang bertugas.

Penyuluh juga menekankan pentingnya pendidikan dan pencapaian cita-cita sebelum memasuki jenjang pernikahan. Remaja diajak untuk berpikir jauh ke depan dan membangun mimpi, bukan sekadar mengikuti tren atau tekanan lingkungan.

“Nikah itu ibadah, tapi juga pilihan besar. Jangan dijalani hanya karena takut dosa pacaran atau ingin cepat punya teman hidup. Bangun dirimu dulu, baru bangun rumah tanggamu,” tegas Imam Supardi, penyuluh lainnya.

Para siswa terlihat antusias mengikuti kegiatan, terlebih dalam sesi diskusi terkait realita di lingkunfan sekitar mereka. Salah satu siswa, Aliya Aghnesia (Kelas XII), mengaku bahwa ia jadi lebih memahami alasan mengapa pernikahan dini bukan solusi.

“Dulu saya pikir kalau udah suka ya nikah aja biar halal. Tapi ternyata nikah nggak semudah itu. Saya jadi pengen fokus kuliah dulu,” ucapnya.

Kegiatan ditutup dengan pesan moral dari para penyuluh agar siswa terus meningkatkan ilmu, memperkuat iman, dan memperluas wawasan sebelum mengambil keputusan besar dalam hidup. (mhj/bs)

Bagikan :
Translate »
Skip to content