Kab. Grobogan (Humas) – Sehari menjelang peringatan Hari Santri 2024, Kantor Kementerian Agama Kab. Grobogan menggelar Doa Bersama dan Khotmil Qur’an di Aula Lt II Kemenag Grobogan, Senin 21 Oktober 2024. Kegiatan yang mengusung tema “Menyambung Juang Merengkuh Masa Depan” Khotmil Quran ini diikuti pegawai dan Pengawas Kantor Kemenag Grobogan yang berjumlah 60 orang
Kepala Kemenag Kab. Grobogan yang diwakili Ka Sub Bag TU, Hadi Purwanto menyampaikan tujuan diadakan kegiatan Khotmil Quran ini sebagai bentuk wujud syukur dalam memperingati Hari Santri Nasional tanggal 22 Oktober merujuk pada tercetusnya resolusi jihad yang berisi fatwa kewajiban berjihad demi mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
“Latar belakang penetapan Hari Santri Nasional berawal dari resolusi jihad ini menyerukan kepada umat Islam untuk berjuang melawan penjajahan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Para santri dan kiai di pesantren menjadi garda terdepan dalam perjuangan tersebut, berkontribusi besar dalam mempertahankan tanah air,”ungkapnya.
Ka Sub Bag TU meminta supaya Hari Santri Nasional 2024 dijadikan sebagai momen bagi para santri untuk selalu berpegang teguh pada akidah, nilai, dan ajaran Islam rahmatan lil’alamin serta tradisi luhur bangsa Indonesia. Dengan memegang nilai-nilai tersebut, para santri harapannya tidak mudah goyah ketika diterjang godaan ideologi-ideologi tertentu yang berpotensi merusak moral.
“Bila zaman dahulu jiwa santri selalu siap dan berani maju untuk merebut dan mempertahankan kemerdekaan lndonesia, maka santri hari ini tidak akan pernah memberikan celah masuknya ancaman ideologi yang dapat merusak persatuan dan kesatuan lndonesia,” ujarnya.
Hadi menambahkan, Seorang santri mempunyai jiwa yang mandiri, mempunyai moral yang baik, kepatuhannya dan sopan santunnya serta seorang santri pasti mempunyai komitmen yang kuat adalah jiwa santri yang wajib kita tiru.
“Kita semua tahu bagaimana jiwa santri yang ada di pesantren, di tengah hiruk-pikuknya bangsa kita sampai saat ini mencari format pendidikan dengan kurikulum yang paling sesuai kurikulum pesantrenlah yang tetap bertahan. Ada ikatan emosional yang kuat antara santri dan kyai ada kepatuhan yang total dari santri pada kiyai ada pendidikan dan pengawasan yang penuh selama 24 jam mulai dari santri tidur sampai tidur lagi selalu diawasi oleh kyai. Pendidikan semacam ini merupakan pendidikan yang sangat ideal sehingga terciptalah kader-kader yang berkualitas dengan karakter yang kuat,”terangnya.(bd)