Muh Arifin; Badko TPQ Wadah Sangat Berguna untuk Mengorganisasi TPQ

Purwodadi – Dalam menata dan mengorganisasi Taman Pendidikan Al Qur’an (TPQ) di Kabupaten Grobogan, Kantor Kemenag Kabupaten Grobogan menyelenggarakan rapat koordinasi pengumpulan data TPQ dan reorganisasi Badko TPQ, Senin  (23/16). Rapat yang pada mulanya akan dipadu dengan musyawarah daerah (Musda) Badan Koordinasi Taman Penendidikan Al Qur’an (Badko TPQ) tingkat kabupaten ini berlangsung di Aula Kankemenag.

Hal ini sebagaimana disampaikan Saefuddin, Sekretaris pengurus Badko yang masa baktinya berakhir tahun 2014 lalu, bahwa masa kerja kepengurusan timnya sudah habis dan perlu dibentuk kepengurusan baru yang sesuai AD/ART dengan diselenggarakannya Musda yang seyogyanya dihadiri perwakilan pengelola TPQ di Kabupaten Grobogan.

Namun karena tidak adanya ketersediaan dana, kegiatan yang menghadirkan pengurus TPQ dan Penyuluh PNS di Kabupaten Grobogan ini diselenggarakan seadanya.

Dalam pembinaannya Kepala Kankemenag Kab. Grobogan Muh Arifin menyampaikan kepada peserta untuk bersama-sama mensukseskan program yang digagas pemerintah dengan memberikan data yang benar dan valid tentang pendidikan keagamaan. Muh Arifin menyampaikan bahwa update data tahunan EMIS sangat penting guna kelancaran program pemerintah. “Jangan sampai ada data yang dibuat-buat. Serahkanlah data instrumen EMIS kepada operator kami dengan data yang riil sesuai apa yang ada dilapangan,” pintanya.

Dalam rakor tersebut, Muh Arifin menanyakan data TPQ yang ada di Kab. Grobogan berjumlah 1724 lembaga TPQ, apa semua masih aktif atau eksis dalam pengelolaan atau sudah tidak ada, sehingga dalam rapat yang melibatkan penyuluh agama islam tersebut diharapkan untuk dapat memantau, menyurvei kegiatan TPQ dan keagamaan di masyarakat. Selain itu pemantauan juga dapat dimanfaatkan sebagai ajang konsultasi seluruh peserta dalam menyelesaikan kendala-kendala yang ditemui dilapangan guna mencari solusi penyelesaian masalah sehingga dikemudian hari diharapkan apa yang menjadi tujuan dibidang pendidikan bisa tercapai.

Muh Arifin menambahkan guru zaman dulu dengan guru zaman sekarang orientasinya berbeda, kalau zaman dulu berorientasi keikhlasan dalam mencerdaskan anak didiknya, dan sekarang berorientasi memajukan diri sendiri. “Diharapkan semua guru yang ada di Kab. Grobogan berorintasi ikhlas dalam mengamalkan ilmunya,” ungkapnya.

Dalam pendidikan Al Qur’an yang sekarang ini banyak metode yang digunakan, Muh Arifin berharap metode-metode tersebut seperti Iqro’, Qiroa’ati, Yanbua dan lain sebagainya diharapkan dapat meningkatkan kualitas pemahaman dan pembelajaran Al Qur’an.

Menyinggung tentang Badko TPQ, Muh Arifin menyatakan bahwa wadah tersebut sangat berguna untuk memudahkan organisasi TPQ. Beliau berharap di tiap kecamatan inginnya dapat dibentuk Badko TPQ tingkat kecamatan sehingga memudahkan komukasi dan infomasi antar lembaga dan dengan Kementerian Agama.

Dalam mengakhiri pembinaannya Muh Arifin menghimbau kepada pengurus Ponpes, Madin maupun TPQ dan khususnya kepada keluarga besar Kementerian Agama untuk menggerakan Maghrib Mengaji atau disingkat Gemmar mengaji yaitu suatu gerakan untuk membudayakan kegiatan membaca Alquran setelah shalat Magrib dan mematikan TV untuk menjadi ketauladan di kalangan masyarakat baik diperkotaan maupun pedesaan yang bertujuan untuk menghidupkan kembali budaya mengaji saat maghrib yang sebenarnya sudah mengakar di Indonesia.(bd)

Bagikan :
Translate ยป
Skip to content