Purwodadi – Dalam meningkatkan profesionalitas kepenghuluan Aparatur Sipil Negara (ASN), Kantor Kementerian Agama Kabupaten Grobogan menyelenggarakan seminar sehari Peningkatan Kompetensi Penghulu Rabu (14/12) di Aula Kantor Kemenag Grobogan.
Dalam laporannya, Kasi Bimas Islam Fahrurrozi menyampaikan kegiatan seminar yang dihadiri 43 peserta ini menghadirkan narasumber dari Kabid Urais Binsar Kantor Wilayah Kemenag Provinsi Jawa Tengah Saefullah. Kegiatan seminar ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas penghulu dalam melayani masyarakat khususnya dalam hal pernikahan.
Kepala Kantor Kementerian Agama Kab. Grobogan Muh Arifin memberikan sambutan menyampaikan ucapan terima kasih kepada Kepala KUA dan Penghulu yang telah hadir untuk mengikuti seminar sehari ini walaupun sudah ada jadwal kehendak nikah di masing-masing KUA. Kegiatan ini bersifat full day yang artinya biaya sepenuhnya di tanggung oleh panitia.
Bahwa penghulu harus berbenah meningkatkan profesionalisme kinerjanya agar senantiasa memberikan pelayanan prima kepada masyarakat. Realitasnya, penghulu di tengah masyarakat adalah tokoh yang bukan sekedar pencatat pernikahan saja tetapi seringkali seluruh rangkaian prosesi akad nikah, mulai dari khutbah nikah, nasihat pernikahan, doa bahkan menjadi wali pernikahan dipercayakan kepada penghulu. Di sisi lain para penghulu dianggap sebagai pihak yang sering disorot dengan dugaan gratifikasi ataupun kedisiplinan terhadap pegawai di KUA yang belum maksimal, sehingga di tahun 2016 ini Integritas Kemenag mengalami kemrosotan dari WTP menjadi WDB yang mempengaruhi tunjangan kinerja. Demikian disampaikan oleh Kepala Kantor Muh Arifin.
Muh Arifin mengharapkan semua pegawai KUA maupun penghulu agar meningkatkan pelayanan secara langsung untuk masyarakat sehingga bisa memperbaiki imej atau menset yang lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya.
Disamping untuk merubah imej terhadap masyarakat, peghulu juga dituntut untuk profesional dalam pelayanan kehendak nikah. Kepala Kantor tersebut memberi contoh kecil bagi penghulu dalam menikahkan catin harus berpakaian rapi.
Muh Arifin berusaha keras menata KUA yang diawali dengan penataan kehadiran sesuai jam kerja dengan peremajaan absensi elektronik. Selain melengkapi fasilitas dan alat kerja di KUA juga sarana prasana juga mendapat perhatian serius. “Banyak tanah KUA milik bondo deso atau wakaf, diharapkan agar tanah-tanah KUA dapat di sertifikatkan dan bisa mendapatkan SBSN,” harapnya.(bd)