Simulasi UNBK untuk Kesiapan Infrastruktur dan Siswa

Purwodadi – Pengawas Madrasah Aliyah Kabupaten Grobogan Margono saat meninjau pelaksanaan simulasi UNBK di MAN Purwodadi senin, (21/2) mengatakan madrasah harus siap UNBK. Ia meminta madrasah untuk menyiapkan perlengkapan UNBK sebaik mungkin, dan memperbanyak simulasi UNBK.

Simulasi UNBK ini menurut Margono bertujuan agar anak-anak siap IT dan sebagai salah satu cara untuk mengasah mental menghadapi pelaksanaan UNBK. “Kalau sudah terbiasa di depan komputer, anak anak nantinya pada waktu pelaksanaan UNBK sehingga tidak grogi dan bisa rileks saat mengerjakan soal,” katanya.

Margono menambahkan, madrasah diminta membekali pendalaman materi ujian UNBK sebanyak mungkin yang sesuai kisi-kisi, sehingga para siswa siap materi. “Apalah artinya kalau madrasah bagus dalam menyiapkan perlengkapan UNBK, tapi di sisi content para siswa kurang diperhatikan,” urainya. 

“Bagi madrasah ini adalah UNBK yang pertama kalinya, dengan persiapan yang matang baik perlengkapan IT-nya maupun siswanya, ia mengharapkan madrasah bisa meraih kesuksesan, sukses persiapan, pelaksanaan dan sukses hasil. Mudah-mudahan madrasah bisa melaksanakan UNBK dengan baik, para siswa dapat mengerjakan soal UNBK dengan hasil yang memuaskan,” harapnya. 

Menjelang akan digelarnya Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK), Madrasah Aliyah Negeri Purwodadi melakanakan simulasi ujian tersebut. Sesuai jadwal yang dikeluarkan kemendiknas, di MAN Purwodadi simulasi dilaksanakan selama dua hari, senin-selasa (20-21/2). 

Menurut Wakamad Kurikulum Ucik Rasulina MAN Purwodadi menyiapkan empat ruang yang berisi 160 unit untuk 400 siswa dengan rincian jurusan IPA sebanyak 212 siswa, IPS 142 siswa, Bahasa 40 siswa Kegamaan 33 siswa, didukung  4 server dan 1 server cadangan, serta 4 proktor dan 1 teknisi.

Ucik mengatakan, simulasi ini bertujuan memberikan pelatihan kepada siswa tentang sistem dan tata cara ujian nasional berbasis komputer sehingga nantinya siswa mengerti teknis pelaksanaan ujian ini. “Saat simulasi setiap siswa diberikan kode token tersendiri sehingga antara satu siswa dengan siswa yang lain memiliki pasword dan token yang berbeda. Kemudian siswa mengerjalan satu mata pelajaran sesuai mapel pilihannya masing-masing. Sistemnya pelaksanaan ujian tidak ada yang berbeda. Hari pertama digelar tiga sesi simulasi karena satu komputer untuk tiga siswa. Hari kedua disimulasikan mata ujian bahasa inggris bertujuan melatih siswa dengan listening serta untuk mengontrol peralatan headset,” urainya.

Salah satu siswa Kevin (XII Bahasa) saat dimintai komentarnya mengatakan, awalnya ia merasa grogi, tapi tidak lama setelah login dan memasukkan token ia merasa tenang, dan dapat menjawab soal-soal yang ada dihadapannya. “Tadi saya sempat grogi, tapi Alhamdulillah bisa mengatasinya,” ungkapnya.(mh)

Bagikan :
Translate ยป
Skip to content