Purwodadi – Jumat (19/9) Penyuluh Agama Islam Kecamatan Purwodadi, Tasripan, melakukan kunjungan ke rumah calon pengantin di bawah umur yang tengah mengandung di Desa Kandangan. Dalam kunjungan tersebut, Tasripan memberikan bimbingan rohani serta pendampingan spiritual baik kepada calon pengantin maupun orang tuanya.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program unggulan PD IPARI Grobogan, yaitu Pegang Ceting (Penyuluh Agama Ngajak Cegah Stunting) Plus. Berbeda dengan Pegang Ceting biasa, versi “Plus” menghadirkan peran penyuluh agama yang lebih luas, tidak hanya memberikan edukasi terkait pencegahan stunting, tetapi juga pendampingan spiritual dan bimbingan rohani langsung di lingkungan keluarga.
Tasripan Penyuluh Agama Islam Kec. Purwodadi menyampaikan bahwa pendampingan ini sangat penting, mengingat kondisi calon pengantin yang masih di bawah umur dan sedang mengandung membutuhkan perhatian khusus, baik dari sisi kesehatan, mental, maupun spiritual.
“Melalui Pegang Ceting Plus, kami ingin memastikan calon pengantin mendapatkan bekal rohani, motivasi, serta pemahaman pentingnya menjaga kesehatan anak sejak dini. Dengan adanya pendampingan ini, diharapkan calon pengantin beserta keluarganya dapat lebih siap menghadapi kehidupan rumah tangga, sekaligus memiliki kesadaran akan pentingnya kesehatan anak dan keluarga yang harmonis. ,” ujar Tasripan.
Salah satu pihak keluarga bernama Sobirin menyambut baik kehadiran penyuluh agama yang dilakukan oleh Kantor Kementerian Agama.
“Kami merasa sangat terbantu dengan bimbingan yang diberikan. Ada ketenangan batin setelah diberi arahan, dan kami jadi lebih paham bagaimana menjaga calon ibu dan bayi yang dikandungnya,” ungkap orang tua calon pengantin.
Tokoh masyarakat Desa Kandangan juga memberikan apresiasi atas Program Pegang Ceting Plus diharapkan mampu menjadi terobosan dalam memperluas jangkauan peran penyuluh agama. Selain mencegah stunting melalui edukasi, program ini juga menekankan pentingnya kehadiran penyuluh agama sebagai sahabat umat yang membina dengan cinta, hikmah, dan pendekatan personal.
“Program seperti ini sangat dibutuhkan. Pendekatan langsung ke rumah membuat penyuluh agama lebih dekat dengan warga, dan memberi pengaruh positif yang nyata,” tutur salah satu tokoh desa.(yk-bd)