UIN Walisongo Bidik ASN Kankemenag Kab. Grobogan untuk Melanjutkan Studi

Purwodadi – Dalam rangka menjaring mahasiswa dari Aparatur Sipil Negara di lingkungan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Grobogan, Program Pascasarjana (PPs) UIN Walisongo Semarang mengadakan kegiatan Sosialisasi Penerimaan Mahasiswa Baru Tahun Akademik 2016/2017 pada Selasa (19/07) di aula Kankemenag Kab. Grobogan.

Kegiatan ini diikuti guru, pengawas, dan pegawai struktural dan fungsional di Kantor Kemenag Kabupaten Grobogan yang diperkirakan mempunyai minat untuk melanjutkan S2 dan S3. Adapun Pascasarjana UIN Walisongo menghadirkan Mustofa dan Eliyas (Ketua Program Studi Manajemen Pendidikan Islam) sebagai penyampai materi sosialisasi.

Dalam sambutanya Kepala Kankemenag Kab. Grobogan Muh Arifin berharap dan menghimbau peserta untuk mengikuti dan memanfaatkan kesempatan sosialisasi ini karena menurutnya pernah diwacanakan guru penerima sertifikasi minimal harus memiliki kualifikasi lulusan Pascasarjana (S2).

Pascasarjana yang mempunyai misi menyelenggarakan pendidikan magister dan doktor yang menghasilkan lulusan yang humanis, memiliki kemantapan akidah, kedalaman spiritual, kemuliaan akhlaq, kekuatan ilmu, dan kemantapan profesional ini menyelenggarakan program S2 dan S3.

Setelah pemaparan narasumber, peserta umumnya menanyakan tentang proses perkuliahan dan permasalahan yang dihadapi terkait izin belajar bagi calon mahasiswa, di mana saat ini hanya mahasiswa yang jarak tempat kuliah dengan tempat tinggal lebih kurang 60 km dan terakreditasi B.

Dari brosur dan pemaparan nara sumber diketahui biaya perkuliahan pascasarjana S2 pada UIN Walisongo tersebut relatif ringan sekitar 4,5 juta persemester. Adapun program yang dibuka ada 4 jurusan, yaitu: Magister Manajemen Pendidikan Islam, Magister Hukum, Magister Ekonomi Syari’ah, dan Magister Pendidikan Agama Islam. Adapun dalam S3 baru menyediakan program studi Islam dengan biaya 6 juta rupiah.

Dalam pemaparannya sebagai narasumber Mutofa menyampaikan “kita sebagai ASN, jangan terpaku pada paradigma lama yakni yang penting sudah pegawai dan menerima tunjangan kesejahteraan, lalu kemudian tidak mengembangkan diri dan karir, yang salah satu penunjangnya adalah melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi.” (bd)

Bagikan :
Translate ยป
Skip to content