Purwodadi – Bertepatan dengan peringtaan Hari Kebangkitan Nasional Jum’at (20/05) Kepala Kantor Kementerian Agama Kab. Grobogan menyempatkan waktu khusus untuk membina pegawai di kantornya. Kegiatan tersebut bertujuan untuk menggugah kembali jiwa korp pegawai dalam mengabdikan dirinya melayani masyarakat di Kankemenag yang beliau pimpinnya, selain juga untuk meningkatkan kualitas kinerja serta disiplin pegawainya.
Dalam kata pembukanya Muh Arifin menyampaikan untuk menjadi sosok PNS di Kementerian Agama selain keterampilan akademis, diperlukan juga sikap mental yang sesuai dengan agama yang diyakininya, dan dihimbau kepada seluruh peserta yang hadir agar setiap perilakunya dapat mencerminkan orang yang taat beragama dan berpikir, berkata dan berbuat yang baik.
Muh Arifin menambahkan pegawai harus mempunyai integritas yang terjaga dengan baik, tidak mudah goyah dalam pendiriannya untuk menyimpang dalam mengabdikan diri. “PNS itu ada batasnya sebagaimana hidup manusia juga ada batasnya. Artinya kita hidup ada umurnya, kapan kita akan dipanggil Allah SWT juga tidak tahu, sehingga kita sebagai PNS dalam bertindak harus sesuai dengan aturan yang berlaku. Seperti halnya pegawai dalam menjalankan pekerjaan harus sesuai dengan jam kerja, tidak semata-mata masuk absen (finger) terus keluar dan waktu jam kerja pulang datang ikut absen lagi. Pegawai yang seperti ini yang menjadikan imej jelek buat diri sendiri dan instansinya,” jelasnya.
Dalam kesempatan pembinaan tersebut, Muh Arifin membagikan kuesioner untuk mengenal dan memahami potensi individu masing-masing pegawainya. Dalam kuesioner tersebut dapat diketahui golongan manakah pegawai yang bersangkutan: apakah berorientasi pada tindakan cepat dan senang dalam menyelesaikan pekerjaan; apakah berorientasi pada prosedur, tata cara dan proses; apakah berorientasi rasa kemanusiaannya yang didahulukan; atau termasuk orang yang egois yang mengedepankan ide dan konsep dirinya sendiri.
Dalam penjelasannya Muh Arifin menjelaskan pegawai yang bertipikal pada tindakan cepat dan senang dalam menyelesaikan pekerjaan cocoknya sebagai bendahara, karena mereka biasanya to the poin, tidak bertele-tele. Pegawai yang bertipikal pada prosedur, tata cara dan proses cocoknya menjadi perencana. Pegawai berorientasi rasa kemanusiaannya yang didahulukan cocoknya menjadi ketua RT, Ketua RW dan tokoh masyarakat yang ringan tangan.
Disela-sela penjelasannya Muh Arifin memberikan cindramata berupa cicin akik kepada pegawai termuda Kantor Kementerian Agama Kab. Grobogan Nike Wikensi.
Kepala Kankemenag meminta semua pegawai untuk membantunya menjaga kondusivitas kantor yang dipimpinnya dengan ungkapan yang jaduk tidak natoni, yang cepat tidak melancangi, dan yang pintar tidak mengguruhi.
Muh Arifin meminta sebagai keluarga kantor untuk tidak menyelesaikan masalah kantor di luar kantor, sehingga hal tersebut tidak menyelesaikan masalah. Beliau juga membuka ruang dan waktu atas masukan semua untuk kemajuan Kementerian Agama.(bd/pr)