Grobogan – Penyuluh Agama Islam (PAI) sebagai ujung tombak Kementerian Agama dan sebagai corong Pemerintah dalam menyampaikan berbagai informasi, hukum, pengetahuan, trending topik dan berbagai issue yang sedang berkembang di masyarakat. Oleh sebab itu, diharapkan penyuluh agama harus terus belajar dan mengasah kemampuan pada berbagai bidang demikian pesan Kepala Kementerian Agama Kab.Grobogan Hidayat Maskur dalam sambutannya pada acara pembukaan pemilihan penyuluh agama Islam teladan PNS dan Non PNS di lingkungan Kantor Kementerian Agama Kab.Grobogan Rabu, pada tanggal 29 Mei 2019 di Aula Kankemenag.
Lebih lanjut Hidayat Maskur menambahkan bahwa penyuluh agama Islam memiliki tiga fungsi dalam melaksanakan bimbingan pada masyarakat yaitu 1) Informatif dan Edukatif; 2) Konsultasi; dan 3) Advokatif. Kegiatan ini merupakan kegiatan strategis dalam rangka meningkatkan kinerja penyuluh agama Islam, dan saat ini negara masih dalam keadaan multi krisis seperti tingkat kriminalitas yang tinggi dan angka kemiskinan yang sangat memprihatinkan.
“Semakin maju suatu negara maka akan semakin kompleks permasalahan yang akan timbul dari dampak era modernisasi nan milenal. Oleh sebab itu Penyuluh Agama Islam tugasnya menjadi semakin global. sehingga terus memotivasi supaya para penyuluh agama baik PNS dan yang Non PNS tetap menjaga kualitas penyuluhannya tetap tekun dalam pengabdian,”ungkapnya.
Terkait dalam penulisan karya tulis ilmiah, Kepala Kemenag menjelaskan kalau mengandalkan internet tentang moderat beragama dianggap semua belum paham, karena saya pernah ketemu pak menteri terkait moderasi agama. Moderasi agama memuat tentang apa dan mau dibawa kemana agama. Dan saya memperoleh pencerahan oleh bapak Bahrul hayat sekjen Kemenag dulu yang sudah purna. Sehingga para penyuluh harus rajin membaca buku dalam pembuatan karya tulis ilmiah.
“Moderasi agama sendiri adalah hasil musyawarah ulama di Bogor, Moderasi beragama Kalau dikaitkan dengan persatuan dan kesatuan bangsa harus ada kaitannya sehingga bisa menjadi makalah ini yg baik,”jelasnya.
Dengan adanya tim audit Tusi Irjen, khususnya bagi penyuluh harus membuktikan aspek beban kerja. Salah satu contoh penyuluh golongan pangkat III/b harus ada pembuktian seperti kinerja dan hasil kerja harus diukur. Bahwa peran penyuluh PNS adalah sebagai koordinator penyuluh non PNS. Penyuluh PNS jangan harus memahami syarat-syarat pendirian Madin,tpq, dan juga tempat ibadah. Dan bagi penyuluh non PNS untuk mengembangkan ilmunya karena kemenag sendiri sudah membentuk wadah bagi penyuluh non PNS.
Sementara Kepala Seksi Bimas Islam, Roziqun mengatakan kegiatan yang diselenggarakan ini menjadi even yang sangat penting bagi seluruh peserta, selain sebagai ajang unjuk kemampuan juga menjadi momen silahturahmi bagi mereka yang selama ini sibuk dalam tugas-tugas masing-masing.
Peserta berjumlah 19 orang yang terdiri dari 11 orang penyuluh PNS dan 8 orang penyuluh Non PNS. Adapun yang bertindak sebagai dewan juri yaitu Kasi PD.Pontren Hadi Purwanto, Penyelenggara Syariah Purwadi. Adapun Pemenang akan diumumkan kemudian hari dikarenakan begitu banyak aspek penilian yang meliputi aspek berkas, aspek kegiatan bimbingan dan penyuluhan, aspek penulisan makalah dan terakhir aspek presentasi.
“Menjadi tugas yang sangat berat bagi dewan juri disebabkan berkas dan unjuk presentasi sangat berbobot dari semua peserta. Kita tunggu saja hasilnya, semoga yang menjadi juara atau terbaik adalah penyuluh agama Islam teladan yang menjadi kebanggaan kita bersama, amin,” tutupnya.(bd)